Makam Terpanjang Di Indonesia - Habib Abdullah Bin Ali Uraidhi


Makam Terpanjang di Indonesia adalah milik Habib Abdullah bin Ali Uraidhi ra yang terletak di Kampung Kramat, Pakuhaji, Tangerang, Jawa Barat, Indonesia.

Ulama Penyebar Islam di wilayah Kerajaan Banten pada masanya. Generasi kini berkewajiban meneruskan perjuangan beliau dan mengamalkan ajaran-ajaran beliau yang diajarkan oleh penerus-penerusnya. 

Kisah hidup beliau sampai saat ini masih menjadi misteri.

Al Fatihah.



Makam ini panjangnya 9 meter. Sangat panjang dibanding makam biasa.

Nama kampung keramat tak lepas dari keberadaan makam Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi.

"Makam Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi dikeramatkan warga desa, lalu lambat laun desa tersebut dikenal dengan nama desa Kramat," jelas Husein.

Cuma sampai sekarang tidak jelas lagi keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi. Husein mengaku tidak mengetahui sisa-sisa keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi.

Selama ini juga belum ada orang yang mengaku sebagai anak keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi. Sehingga riwayat kehidupan Habib Abdullah sulit dilacak karena tidak ada peninggalan tertulis dan tidak ditemukan keturunannya.

Mengenai makam Habib Abdullah yang memiliki panjang di luar kewajaran, banyak versi yang beredar. Husein menerangkan, panjang makam yang mencapai 9 meter ini sebenarnya sebuah bentuk penghormatan masyarakat masa itu.

"Dulu jika seorang tokoh yang meninggal dunia, maka makamnya dibuat panjang untuk menghormatinya. Semakin panjang makammnya berarti namanya semakin harum. Jadi bukan karena orangnya panjang 9 meter," ungkapnya.

Tapi memang banyak juga orang yang percaya pada cerita yang beredar bahwa makam panjang ini berukuran panjang karena Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi bertubuh tinggi sampai 9 meter.

"Mungkin saja Habib Abdullah tinggi besar tapi tidak mungkin sampai 9 meter, itu kan tidak wajar," lanjut Husein.

Mengutip pendapat budayawan Betawi, Ridwan Saidi, proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya sudah terjadi jauh lebih awal. Bahkan, lebih dari 100 tahun sebelum kedatangan balatentara Falatehan yang mengusir orang Barat (Portugis) di Teluk Jakarta (sekitar Pasar Ikan).

Tepatnya pada tahun 1412, yang digerakkan oleh Syekh Kuro, seorang ulama dari Campa (Kamboja). Pada tahun tersebut, ia telah membangun sebuah pesantren di Tanjung Puro, Karawang. 

Dalam abad ke-14 dan 15 kraton-kraton di Jawa sudah menerima Islam karena alasan politik. Menurut kitab 'Sanghyang Saksakhanda', sejak pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Cirebon, Karawang, Bekasi dan Tangerang terkena pengaruh Islam yang disebarkan orang-orang Pasai, maka tidak sedikit orang-orang Melayu yang masuk Islam.

"Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi dapat dikatakan pula wali penyebar Islam di wilayah Betawi dan Tangerang," kata Husein.


DK

Post a Comment

Previous Post Next Post